Social Icons

Kamis, 09 Oktober 2014

Hikmah di Balik Gerhana



Hikmah di Balik Gerhana 

 Gerhana matahari maupun bulan merupakan fenomena alam yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Di mana gerhana matahari akibat posisi bulan yang berada di antara matahari dan bumi sehingga menghalangi cahayanya, dan gerhana bulan akibat posisi bumi yang berada di antara matahari dan bulan sehingga tidak bisa memantulkan cahaya matahari ke bumi.

Pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam telah terjadi satu kali gerhana matahari, tepatnya menurut ulama pada tanggal 29 Rabi’ul Awal tahun 10 Hijriah, karena memang gerhana matahari tidak terjadi kecuali pada akhir bulan Hijriah sedangkan gerhana bulan pada pertengahan bulan Hijriah. bertepatan dengan meninggalnya putra beliau tercinta yaitu Ibrahim.

Hukum Dan Keutamaan Shalat Gerhana

Shalat Gerhana atau Shalat Kusuf adalah shalat yang dikerjakan ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, baik itu gerhana sebagian maupun gerhana total. Mengenai hukum shalat gerhana, terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama, sebagian ulama menyatakan hukum shalat gerhana adalah Sunnah Mu'akkaddah (sangat-sangat ditekankan) dengan alasan mereka membatasi shalat wajib adalah shalat yang lima waktu, namun sebagian ulama yang lain menyatakan hukum shalat gerhana adalah wajib. Dasar perbedaan pendapat ini karena Rasulullah SAW sendiri mengerjakan dan memerintahkan untuk mengerjakan shalat kusuf.


Hadits Tentang Keutamaan Mengerjakan Shalat Gerhana
Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dia berkata:
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu terjadi gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan berjalan cepat sambil menyeret selendangnya hingga masuk ke dalam masjid, maka kamipun ikut masuk ke dalam masjid. Beliau lalu mengimami kami shalat dua rakaat hingga matahari kembali nampak bersinar. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan berdoalah hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 1040)
Tata Cara Dan Ketentuan Pelaksanaan Shalat Gerhana
Waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah ketika gerhana mulai terlihat sampai bulan atau matahari kembali terlihat normal. Bagi daerah yang tidak dapat melihat gerhana tidak ada keharusan untuk melaksanakan shalat gerhana, karena hanya diharuskan bagi siapa saja yang dapat melihat peristiwa tersebut. 
Tata cara pelaksanaan shalat gerhana adalah :
  1. Tidak ada adzan dan iqomah sebelum shalat gerhana, yang ada hanya seruan untuk shalat berjama'ah. Sesuai dengan hadits : Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata:
    لَمَّا كَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ إِنَّ الصَّلَاةَ جَامِعَةٌ
    “Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka diserukan: “Ashshalaatul jaami’ah (shalat secara berjamaah).” (HR. Al-Bukhari no. 1045)
  2. Disunnahkan dikerjakan dengan berjamaah di masjid
  3. Shalat sunnah gerhana dikerjakan dalam 2 rakaat yang sama seperti shalat 2 rakaat lainnya, yang berbeda adalah bacaan surah, ruku’, dan sujudnya sangat lama, dan setiap rakaat terdiri dari 2 kali ruku’, sehingga 2 rakaat terdiri dari 4 kali ruku’ dan 4 kali sujud. Berdasarkan Hadits : Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: “Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mendirikan shalat bersama orang banyak. Beliau berdiri dalam shalatnya dengan memanjangkan lama berdirinya, kemudian ruku’ dengan memanjangkan ruku’nya, kemudian berdiri dengan memanjangkan lama berdirinya, namun tidak selama yang pertama. Kemudian beliau ruku’ dan memanjangkan lama ruku’nya, namun tidak selama rukuknya yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan memanjangkan lama sujudnya, beliau kemudian mengerjakan rakaat kedua seperti apa yang beliau kerjakan pada rakaat yang pertama. Saat beliau selesai melaksanakan shalat, matahari telah nampak kembali. Kemudian beliau menyampaikan khutbah kepada orang banyak..."(HR. Al-Bukhari no. 1044 dan Muslim no. 1499)
  4. Disunnahkan ada khutbah setelah shalat gerhana (berdasarkan hadits di atas)
  5. Disunnahkan bagi imam untuk menjahrkan (mengeraskan) bacaan pada shalat gerhana sebagaimana pada shalat id. Ini merupakan pendapat Malik, Ahmad, Ishaq, Abu Yusuf dari Al-Hanafiah dan selainnya. Aisyah radhiallahu anha berkata, “Nabi shallallahu alaihi wasallam menjahrkan bacaan dalam shalat khusuf.” (HR. Al-Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
Apakah Peristiwa Gerhana Berhubungan Dengan Peristiwa Kematian Atau Kelahiran Seseorang?
Tidak sedikit dari masyarakat sekitar kita yang mengaitkan peristiwa gerhana bulan maupun matahari dengan peristiwa kematian maupun kelahiran seseorang, dan pendapat ini juga pernah ada ketika masa Rasulullah dan sudah dijelaskan oleh beliau dalam Hadits :
Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu berkata: Pada zaman Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari. yaitu pada hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam dari Mariyah Al-Qibthiyah). Lalu orang-orang berkomentar: Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena mati atau hidup seseorang. Jika kalian melihat keduanya (terjadi gerhana), maka segera berdoalah kepada Allah dan sholatlah sampai kembali seperti semula.” (HR. Muttafaq ‘alaih). Menurut riwayat Bukhari disebutkan: “Sampai terang kembali.”
Demikian semoga dapat mencerahkan dan kita selalu mendapat hidayah untuk merasa senang melaksanakan ibadah baik yang wajib maupun ibadah Sunnah.

HIKMAH RAHASIA GERHANA BULAN DAN MATAHARI

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan tuntunan kepada umatnya agar memanfaatkan momen gerhana untuk meningkatkan iman dan ibadah. Lakukan shalat gerhana (khusuf), perbanyaklah zikir, istigfar, takbir, sedekah dan amalan ketaatan lainnya.
Ketika terjadi gerhana matahari, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam keluar dengan bergegas, menarik bajunya, lalu shalat dengan manusia, dan memberitakan kepada mereka bahwa gerhana adalah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah.
Dengan gerhana tersebut Allah menakut-nakuti para hamba-Nya, tapi boleh jadi gerhana merupakan sebab turunnya azab untuk manusia. Beliau pun memerintahkan untuk mengerjakan amalan yang bisa menghilangkannya. Beliau memerintahkan untuk mengerjakan shalat, berdoa, istighfar, bersedekah, memerdekakan budak, dan amalan-amalan shalih lainnya ketika terjadi gerhana; hingga hilang musibah yang menimpa manusia.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat gerhana tersebut, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah (HR Bukhari nomor 1044).

Senin, 12 Mei 2014

Karakter Ulul Albab Dalam Al-quran

Karakteristik Ulul Albab :
1. Selalu mambekali diri dengan takwa
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. al-Baqarah 2:197 )
2. Mampu mengambil hikmah/pelajaran dari firman-firman Allah
Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).( QS. al-Baqarah 2:269 )
3. Selalu mencermati fenomena
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi Kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, Kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.( QS. az-Zumar 39:21 )
4. Mampu memadukan kekuatan akal dan qalbu
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.( QS. 3 : 190 – 191 )
5. Sangat yakin akan adanya kehidupan akhirat, karena itu selalu mohon perlindungan pada Nya
Ya Tuhan kami, Sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, Maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.  Ya Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.  Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.”( QS. ali-Imran 3:192–194 )
6. Mampu memisahkan yang baik dan yang buruk walau yang buruk amat menarik
Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.”( QS. al-Maidah 5:100 )
7. Mampu mengambil pelajaran dari perjalanan hidup dirinya atau orang lain
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.( QS. Yusuf 12:111)
8. Rajin shalat malam
(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. az-Zumar 39:9)
9. Kritis dalam menilai suatu pemikiran
Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. ( QS. az-Zumar 39:18 )
10. Menjadikan Al Qur’an sebgai kitab suci pencerahan
(Al Quran) Ini adalah penjelasan yang Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.( QS. Ibrahim 14:52 )

Jumat, 21 Maret 2014

Ulul Albab, Ciri – ciri dan Keutamaannya sebagai Hamba Allah

Pembahasan kali in mengenai Ulil Albab yang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menurut Terjemahan Depag adalah Orang – orang yang Berakal. Namun apakah setiap yang berakal adalah Ulul Albab? Ternyata Tidak!!! Setiap Ulul Albab adalah Orang yang berakal NAMUN TIDAK SETIAP orang berakal adalah Ulul Albab. Karena itu saya cenderung mempertahankan kata/teks aslinya dalam bahasa arab yaitu Ulul Albab, tidak menejermahkannya dalam bahasa Indonesia, sebab ternyata Ulul Albab adalah Sebutan/Gelar khusus yang hanya Allah peruntukkan bagi segolongan hamba-Nya tertentu saja. Gelar ini sangat terhormat dan mulia disisi Allah.
Ada beberapa kriteria dan syarat yang harus dipenuhinya agar tercapai derajad dan kedudukan tersebut. Saya sendiri baru mengetahuinya dan karena ingin agar pengetahuan tersebut tetap lestari maka saya mempostingnya disini, dan tulisan ini lebih saya tujukan untuk diriku sendiri, namun jika ada orang lain yang membacanya, saya mengharapkan ridho Tuhanku, Allah Yang Maha Suci, Raja yang Kudus dan saya berlindung kepada-Nya dari mengatakan sesuatu yang tidak aku lakukan.
  1. Ha Mim.
  2. Demi Kitab yang jelas.
  3. Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab agar kalian mengerti.
  4. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam ummul kitab di sisi Kami, benar -benar tinggi dan penuh hikmah.
  5. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat – ayat Al Qur’an kepada kalian karena kalian adalah kaum yang melampaui batas?
(Q.S Az-Zukhruf[43]: 1-5)
Rasulullah SAAW bersabda: “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran“.
Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad Darimi dalam Sunannya (3257)
Siapakah Ulul Albab ini?
  1. Ulul Albab adalah orang berilmu yang mampu membaca ayat – ayat Allah di alam ini sebagaimana dalam riwayat berikut ini.
    Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: “Wahai ‘Aisyah saya pada malam ini beribadah kepada Allah SWT”. Jawab Aisyah ra: “Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya” Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah saw dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudu, tidak jauh dari tempatnya itu lalu salat. Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya: “Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang”. Nabi menjawab: “Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku. Selanjutnya beliau berkata: “Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya”.
    Ayat tersebut adalah
    190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat ayat – ayat bagi ulil albab,
    191. yaitu orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (dan berdo’a), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

    (Ali Imran[3]: 190-191)
  2. Ulul Albab adalah orang yang bertaqwa karena mereka Beriman kepada Allah, sebagaimana dalam Qur’an Surah Ath Thalaq[65]: 10 sbb, 10. Allah menyediakan azab yang keras bagi mereka, maka bertakwalah kepada Allah wahai Ulil Albab, Orang – orang yang beriman. Sungguh Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,

  3. Ulul Albab senantiasa dapat mengambil pelajaran dari setiap informasi yang diperolehnya baik itu informasi keburukan atau kebaikan untuk diambil pelajaran dan hikmah, karena mereka Takut Kepada Allah dan Takut terhadap Hisab yang Buruk, Memenuhi janji dan tidak melanggar perjanjian, menghubungkan apa yang diperintahkan Allah untuk menghubungkan, sabar karena mengharapkan rida Allah, Sholat dan berinfak, serta menolak kejahatan dengan kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam Q.S ar-Ra’d[13]:19-22 sbb, 19. Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran,
    20. (yaitu) orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian,
    21. dan orang – orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.
    22. Dan orang yang sabar karena mengharapkan keridhaan Tuhannya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang – terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; Orang itulah (Ulil Albab) yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),
    Jadi mereka Ulil Albab memiliki beberapa sifat – sifat atau kriteria yaitu:
    -. Senantiasa mengambil pelajaran dan mampu melihat kebenaran itu dengan Penglihatan Mata dan Penglihatan Hatinya
    -. Memenuhi Janji Allah dan tidak melanggar Janji
    -. Menghubungkan apa yang diperintahkan Allah
    -. Takut kepada Allah dan Takut kepada Hisab yang Buruk
    -. Sabar
    -. Melaksanakan Sholat
    -. Melaksanakan Infak / Sedekah
    -. Menolak Kejahatan dengan Kebaikan dengan cara yang baik
    Sedangkan Yang dimaksud dengan “menghubungkan apa yang diperintahkan Allah” adalah apa yang dilarang dalam ayat 25 pada surah ar-Ra’d tersebut sbb,
    25. Dan orang – orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk.
    Saudaraku, Janji apakah itu sehingga sampai turun ayat berkaitan dengan itu? Pelajarilah tafsir ayat ini agar anda tidak salah jalan dan tidak salah pilih. Saya pribadi cenderung kepada penafsiran tentang Janji Kepemimpinan kepada Washi Rasul setelah Beliau Wafat yaitu Imam Ali as. Bahwa “memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan” ditujukan kepada orang – orang yang berbalik kebelakang menghianati Rasul sepeninggal beliau setelah sebelumnya berjanji menjadikan Imam Ali sebagai maula (wali) mereka, maka mereka telah memutuskan hubungan dengan ahlul bayt (Imam Ali as) yang seharusnya disambungkan atas perintah Allah.
    Ini hanya sekedar tambahan saja:
    “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Allah hanya menguji kamu dengan hal itu, dan pasti pada hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.”
    (Q.S An Nahl[16]: 92)

    Mereka berjanji pada rasul dan menampakkan kesetiaannya pada Rasul namun sepeninggal Rasul mereka melepaskan perjanjian mereka. Dan tahukah kalian apa janji mereka? Hal itu berhubungan dengan ar Ra’d:25 di atas. Golongan yang sedikit itu adalah golongan Imam Ali as. Dengan perbuatan mereka (memutuskan perjanjian dan kewalian kepada ahlul bayt yaitu Imam Ali as, dengan beranggapan bahwa kepemimpinan adalah Milik Umat bukan Milik Allah) itulah awal perselisihan Umat dimulai. Padahal Perintah Allah agar Menyambung apa yang seharusnya disambungkan adalah untuk mencegah perselisihan Umat yaitu hanya berwali kepada satu saja yaitu Pengemban Washi Nabi yaitu Imam Ali as sebagai Khalifah Rasul Allah yang Sah.
    “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.”
    Q.S Al An’am: 116
    “(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan Imam mereka masing – masing (bi imaamihim); dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.”
    “Dan barang siapa BUTA (a ‘maa) di dunia ini, maka di akhirat dia akan BUTA (a ‘maa) dan tersesat jauh dari jalan.”
    (Q. S Al Israa: 71 – 72)
    “Dialah yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang rasul (Muhammad) diantara mereka, yang membacakan kepada mereka ayat – ayat-Nya, dan Dia menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah, dan sesungguhnya mereka dari sebelumnya benar – benar dalam kesesatan yang nyata.”
    (Q.S Al Jumu’ah[62]: 2)
    “54. Ataukah mereka dengki kepada an naas (Muhammad) atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada Keluarga Ibrahim (aala Ibraahiim), dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (mulkan) yang besar (‘adziyma).”
    “55. Maka di antara mereka (orang yang dengki itu), ada yang beriman kepadanya (aamanu bihi=masuk Islam) dan ada yang menghalangi (manusia beriman) kepadanya (shodda ‘anhu). Cukuplah (bagi mereka) neraka Jahannam yang menyala-nyala apinya.”
    (Q.S An Nisa[4]: 54-55)
    Allah mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada Ibrahim dan Keluarganya maka begitu pula kepada Muhammad dan Keluarganya (62:2). Allaahumma sholli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad. Maka Hikmah hanya diketahui dengan baik oleh Muhammad dan Keluarganya, maka sudah menjadi kewajiban orang beriman untuk bertanya kepada mereka atau BERIMAM kepada mereka (ahlul bayt). Ternyata orang – orang yang beriman masih ada yang dengki kepada Muhammad dan keluarganya, dan kedengkian itu DITAMPAKKAN saat Muhammad SAAW wafat, dan kedengkian itu mulai dilancarkan kepada ahlul bayt yaitu Imam Ali+Fatimah dan keturunan mereka. Padahal ahlul bayt (Imam Ali+Fatimah) kepada mereka diajarkan Kitab dan Hikmah. Sekarang silahkan analisis ayat 4:54 di atas, bukankah yang dimaksud bahwa Muhammad dan Keluarganya juga diberikan karunia yang serupa dengan apa yang diberikan kepada Ibrahim dan keluarganya?
    Anda tentu tahu bacaan sholawat dalam tasyahud saat sholat bukan? Allah menyediakan Jahannam kepada orang – orang yang dengki tersebut baik mereka beriman maupun tidak. Iblis pun beriman namun dia tidak luput dari siksa. Allah telah memberikan kerajaan kepada keluarga Ibrahim, apakah mungkin jika Allah tidak memberikan kerajaan kepada keluarga Muhammad SAAW? Sedangkan Muhammad SAAW adalah Penghulu para Nabi? Penutup para Nabi dan kekasih Allah? Sehingga Namanya pun disandingkan sesudah Nama Allah? Karunia yang Allah berikan kepada Ibrahim dan Keluarganya yaitu Kerajaan yang besar adalah merupakan Sistem Pemerintahan Ilahi. Demikian pula karunia yang diberikan kepada Muhammad dan Keluarganya yaitu Kitab dan Hikmah dan Kerajaan sebagaimana Keluarga Ibrahiim adalah Sistem Pemerintahan Ilahi dimana Mereka di sebut Para Imam yang diangkat dan ditunjuk oleh Allah sebagai wakil-Nya di bumi menjadi bagian dari sistem Pemerintahan atau Kerajaan Allah, mereka tunduk kepada Allah maka pengikutnya juga tunduk kepada Allah. Para Imam ber-wali kepada Allah maka para pengikutnya juga berwali kepada Allah.
    “Tidak ada paksaan dalam agama (Ad Dien), sesungguhnya telah JELAS antara jalan yang BENAR dengan jalan yang SESAT. Barangsiapa ingkar kepada taghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”
    “Allah Pelindung (Wali) orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang – orang kafir, pelindung – pelindung atau wali – wali mereka (Auliya uhum) adalah taghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal didalamnya.”
    (Al Baqarah: 256-257)
  4. Ulul Albab akan menempati Surga ‘Adn bersama keluarga mereka yang Shaleh yaitu mulai dari Nenek Moyang Mereka (mulai dari orang tua sampai ke atas), Pasangan – pasangan Mereka (Namun tidak menutup kemungkinan adalah Saudara Mereka asalkan mereka termasuk shaleh), Anak Cucunya (Anak – anak ke bawah dan seterusnya) yaitu dalam Q.S Ar-Ra’d[13] ayat 23 sbb, 23. (yaitu) surga – surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan – pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat – tempat mereka dari semua pintu.
  5. Ayat – ayat mutasyabihat hanya bisa dipahami oleh Ulul Albab sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Ali Imran[3]:7 sbb, 7. Dialah yang menurunkan Kitab (Al Qur’an) kepadamu. Didalamnya ada ayat – ayat yang Muhkamat, itulah pokok – pokok kitab dan yang lain Mutasyabihat. Adapun orang – orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti apa yang samar – samar darinya (mutasyabihat) untuk mengharapkan fitnah dan mengharapkan takwilnya, dan tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang – orang yang mendalam ilmunya berkata, kami beriman kepadanya, semuanya dari sisi Tuhan kami. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul Albab.
    Ayat ini sangat sukar dipahami jika belum mencapai derajat Ulul Albab. Sungguh dalam ayat ini tersingkap rahasia dan hikmah yang besar. Dengan ayat ini Allah memisahkan/menyeleksi hamba- hamba-Nya atas sebagian hamba – hamba-Nya yang lain.
  6. Ulil Albab selalu mengambil pelajaran dari kisah (Sejarah) terdahulu baik yang sudah lama (Nabi dan Umat Terdahulu sebelum Muhammad SAAW) ataukah yang belum lama terjadi (Umat Islam dll) sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Yusuf[12]:111 sbb, 111. Sungguh pada kisah – kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi Ulul Albab. Itu (Al Qur’an atau khususnya kisah yang dijelaskan dalam Surah Yusuf ayat 1 – 110 di atas) bukanlah cerita yang dibuat – buat, tetapi membenarkan (kitab – kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan petunjuk dan rahmat bagi orang – orang yang beriman.

  7. Ulul Albab senantiasa membaca Al Qur’an untuk mendapatkan pelajaran sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Ibrahim[14]: 52 sbb, 52. Dan ini (Al Qur’an) adalah penjelasan (yang sempurna, balagh) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar Ulul Albab mengambil pelajaran.
  8. Ulul Albab senantiasa mentaddabburi Al Qur’an sbb, 29. Kitab (Al Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentaddabburi ayat – ayatnya dan untuk mengingatkan Ulul Albab. (Shad[38]:29)
    24. Maka mengapakah mereka tidak mau mentaddabburi al-Qur’an? Apakah karena hati mereka terkunci mati?” (QS 47:24)
    Mentaddabburi berarti memikirkan dan merenungkan lalu menghayati karena sudah memahaminya maka diamalkan.
  9. Ulul Albab senantiasa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa misalnya kisah Nabi Ayyub yang dinyatakan dalam Q.S Shad[38]: 43 sbb, 43. Dan Kami anugerahi dia (Nabi Ayyub, dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi Ulil Albab.

  10. Ulul Albab senantiasa dapat Menerima Pelajaran (Terbuka untuk mempelajari hal – hal yang baru). Namanya juga belajar berarti membuka diri untuk setiap informasi yang belum diketahuinya atau setiap hal yang baru (misalnya informasi tentang Kepemimpinan Imam Ali as maukah dipikirkannya?) sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Az Zumar[39]:9 sbb,
    9. Apakah (orang kafir yang lebih beruntung ataukah) dia yang taat beribadah pada waktu malam dengan bersujud dan berdiri, dia takut (azab) akhirat dan dia mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, Apakah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanyalah Ulul Albab yang dapat mengambil pelajaran.

    Menurut penafsiran lain, yang dimaksud dengan Dia (huwa) di sini adalah Imam Ali as, dimana beliau sangat takut kepada Tuhannya bahkan sering pingsan dan pernah dikira wafat oleh Salman al Farisy karena terbujur kaku di bawah pohon. Oleh Fathimah Az Zahra as memberitahu Salman untuk menyiramkan air, bahwa dia (Imam Ali) selalu begitu sudah biasa mengalami begitu.
    Jadi ayat itu ditujukan kepada Imam Ali, sehingga jika penafsiran itu benar, maka Ulil Albab adalah Pengikut Imam Ali yang menolong beliau, membantu beliau, serta berwali kepada beliau sepeninggal Nabi Muhammad SAAW.
  11. Ulul Albab senantiasa menyaring informasi yang didengarnya yaitu dengan cara mendengarkan perkataan lalu mengambil apa yang terbaik dari perkataan itu. Jadi Ulul Albab itu adalah Kelompok Pendengar Yang Paling Baik diantara manusia sebagaimana dijelaskan dalam Az Zumar[39]: 18 sbb, 18. (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang – orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah Ulul Albab.
  12. Ulul Albab senantiasa mempelajari Alam Sekitar (planet Bumi) yang merupakan kalangan cendekiawan atau intelektual dari berbagai disiplin ilmu: biologi, kimia, fisika, matematika, geologi, geografi, astronomi, dan sebagainya sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Az Zumar[39]: 21 sbb, 21. Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber – sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanaman – tanaman yang bermacam – macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning – kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai – derai. Sungguh pada yang demikian itu terdapat peringatan/pelajaran bagi Ulil Albab.
  13. Ulul Albab juga mempelajari petunjuk yang benar yang disampaikan Allah kepada Musa dan Kitab yang Hak yang diwariskan kepada Bani Israil sebagaimana dinyatakan dalam Q.S Al gahfir[40]:53-54 sbb, 53. Dan sungguh Kami telah memberikan petunjuk kepada Musa, dan mewariskan Kitab kepada Bani Israel,
    54. untuk menjadi petunjuk dan peringatan/pelajaran bagi Ulil Albab.
    Kitab yang dimaksud tidak berarti harus Taurat, sebab disini tidak disebutkan Taurat melainkan Kitab secara Umum, dimana sebutan Kitab biasa disebutkan dalam kata lain yaitu Kataba atau ketetapan. Maka bisa juga bermakna kemajuan Sains dan Teknologi yang dimiliki oleh Israel saat ini (Allah mewariskan kepada mereka) harus dapat dikuasai dan dipelajari oleh Ulil Albab. Petunjuk yang benar dari Musa kepada Bani Israel itulah yang telah mendarah daging dalam kehidupan mereka menjadi sifat kebiasaan dan tabiat “yang baik” mereka dan mengantarkan kemajuan Sains dan Teknologi bagi Bani Israel. Yang saya maksud tabiat/kebiasaan yang baik ini tentu kita hanya mengambil yang baik saja sebagai mana dalam Az Zumar: 18, karena Allah telah mewariskan kebiasaan – kebiasaan baik itu kepada mereka, maka kita harus menirunya (yang baik – baik saja).
    Perhatikanlah ucapanku ini wahai saudaraku: Selagi Umat Islam Belum Berhasil Meniru Kebaikan Mereka Maka Umat Islam Tidak Akan Menang Terhadap Mereka, Sebab Allah Berkehendak Mewariskan Petunjuk Musa dan Warisan Kitab kepada Umat Islam.

  14. Ulul Albab yang bertakwa akan mendapatan keberuntungan sebagaimana dalam Q.S Al Maidah[5]:100 sbb, 100. Katakanlah, tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai Ulil Albab agar kamu beruntung.
  15. Tidak ada yang akan mampu mendapatkan pelajaran hikmah kecuali Ulul Albab sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an sbb,
    269. Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul albab.

    (Al Baqarah[2]: 269)

Delapan Ciri Ulil Albab

Ulil Albab bukanlah sekadar punya akal, tetapi dia adalah intelektual muslim yang berpikir secara ilmiah. Selain itu, dia juga berpikiran cemerlang melalui penelitian dan analisis terlebih dahulu guna melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah.

Agar manusia tidak mengklaim diri sebagai ulil albab, maka Al-Qur'an mengemukakan delapan ciri yang harus dimiliki, diantaranya sebagai berikut.






1. TAKUT AZAB ALLAH
Taku kepada Allah membuat seorang ulil albab tidak mau menghasilkan konsep  yang tidak benar. Allah berfirman,

"Allah menyediakan azab yang keras bagi mereka, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal (yaitu) orang-orang yang beriman. Sungguh, Allah telah menurunkan peringatan kepadamu." (Ath-Thalaaq : 10)

2. BELAJAR DARI KITAB DAN SEJARAH
Kitab yang datang dari Allah dan sejarah masa lalu merupakan rujukan penting untuk berpikir bagi ulil albab. Allah berfirman,
"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Yusuf : 111)

3. ZIKIR DAN PIKIR
Bagi seorang ulil albab, berzikir dengan berpikir merupakan bagian yang tak terpisah. Apalagi dalam memahami alam semesta. Allah berfirman,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka." (Ali Imran : 190-191)

4. MENDAPAT HIKMAH DARI ALLAH
Hikmah membuat seorang ulil albab luas wawasannya, berpikirnya selalu disesuaikan dengan nilai-nilai Al-Qur'an. Allah berfirman,
"Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat (Al Baqarah : 269)

5. MENDALAMI ILMU
Ulil Albab selalu menuntut ilmu sehingga hilang keraguannya kepada kebenaran Islam dan punya tekad untuk menegakkannya. Allah berfirman,
"Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, 'Kami beriman kepadanya (Al Qur'an), semuanya dari sisi tuhan kami. 'Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (Ali Imran : 7)

6. MENTAUHIDKAN MASYARAKAT
Masyarakat yang memiliki keyakinan dan perilaku syirik tidak akan dibiarkan oleh ulil albab, dia berusaha mentauhidkan-Nya. Allah berfirman,
"Dan (Al Qur'an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran (Ibrahim : 52)

7. KRITIS
Ulil Albab kritis terhadap pemikiran sehingga dia hanya mengikuti yang benar. Hatinya sudah dapat memfilter yang mana haq dan batil. Allah berfirman,
"(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat." (Az Zumar : 18)


8. MEMPERTAHANKAN KEBENARAN
Meskipun kebatilan semakin merajalela, ulil albab selalu mempertahankan kebenaran walau hanya seorang diri. Allah berfirman,
"Katakanlah (Muhammad), 'Tidaklah sana orang yang buru dengan yang baik, meskipun banyaknya jeburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat, agar kamu beruntung (Al-Maa'idah : 100)
Wallahu'alam..


Sumber : http://studia-samarinda.blogspot.com

Rabu, 26 Februari 2014

10 Tempat Terindah Di Dunia

Dunia memang sungguh indah, terbukti dari sekian banyak tempat terindah di dunia, blog Rumah123 memperlihatkan 10 tempat terindah di dunia.
1. Valleys, Pakistan




2. Manhattan, New York



3. Killarney, Ireland



4. Machu Picchu, Peru



5. Great Barrier Reef, Australia



6. Oludeniz, Turkey



7. City of London, England



8. Vatican City, Italy



9. Bora-Bora, French Polynesia



10. Mount Everest, Nepal / China Border

Kata Mutiara Kehidupan

kata motivasi 
Kata Motivasi, Kata Mutiara Kehidupan, adalah ucapan yang jarang sekali kita perhatikan dan dengarkan, padahal kata mutiara kehidupan adalah salah satu faktor yang cukup penting dalam hidup untuk merefresh kembali semangat dan keyakinan kita dalam menjalani hidup, agar tetap positif dalam menjalani hidup. Berikut ini adalah beberapa koleksi kamut penyemangat hidup, kata mutiara kehidupan terbaru 2013.



1. Empat hal yang membuat badan sakit :
- kebanyakan bicara
- kebanyakan tidur
- kebanyakan makan
- kebanyakan bertemu orang

2. Empat hal yang merusak tubuh :
- Khawatir/cemas
- Kesedihan
- Kelaparan
- Tidur larut malam

3. Empat hal yang membuat murung dan kesedihan :
- Bohong
- Kurang ajar atau tidak hormat
- Berdebat tanpa pengetahuan atau informasi yang memadai
- Amoral atau melakukan sesuatu tanpa rasa takut

4. Empat hal yang meningkatkan wajah berseri dan kebahagiaan :
- Kesalehan
- Loyalitas
- Kedermawaan
- Menolong sesama dengan ikhlas tanpa diminta hanya mengharap ridho ilahi

5. Empat hal yang Memberhentikan Rezeki :
- Tidur di pagi hari dari sholat Subuh hingga matahari bersinar
- Tidak melakukan sholat/berdoa secara teratur
- Malas
- Penghianatan atau ketidak-jujuran

6. Empat hal yang membawa rezeki :
- Berdoa di malam hari
- Tobat
- Beramal
- Berdzikir

******
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta..
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang..
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan..
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan..
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran..
Semua itu haruslah berasal dari hati anda..

******
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula..

******
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda,
namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya..


******
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda…

******
Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali


Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.


Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.


Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu mengalami hal yang buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.


Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istrimu.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup


Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat


Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul


Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan


Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan


Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran,orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda


Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa…


Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup

Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh


images
“Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit)

Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur.

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.

“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”. “Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - ‘Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga’. ” [HR Al-Bukhari]

Sedangkan bagi wanita - walau shalat di masjid diperbolehkan - shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.

“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81)

Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia.

“Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad : 7)

“Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa” (QS Al-Hajj:40)

keutamaan sholat Subuh antara lain:
1. Sholat Subuh adalah faktor dilapangkannya rezeki
2. Sholat Subuh menjaga diri seorang muslim
3. Sholat Subuh sama dengan sholat malam semalam suntuk
4. Sholat Subuh adalah tolok ukur keimanan
5. Sholat Subuh adalah penyelamat dari neraka
6. Sholat Subuh adalah salah satu penyebab seseorang masuk surga
7. Sholat Subuh akan mendatangkan nikmat berupa bisa melihat wajah Allah yang mulia
8. Sholat Subuh adalah suatu syahadah (kesaksian, bukti), khususnya bagi yang konsisten
memeliharanya
9. Sholat Subuh adalah kunci kemenangan
10. Sholat Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :
1. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
2. Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
3. Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
4. Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
5. Carilah kawan yang baik (shalih)
6. Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu
sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga

Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.

Kata-kata Mutiara Islami








 
                     Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus meski hanya sedikit. (Muhammad SAW)

                     Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu. (Imam Syafi’i) - Kata Mutiara Islami

                     Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. (Lukman Hakim). - Kata Mutiara Islami

                     Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali. (Imam Ghozali)- Kata Mutiara Islami

                     Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku. (Abu Ayub as-Sakhtayani).- Kata Mutiara Islami

                     Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku. (Ali Bin Abu Thalib).- Kata Mutiara Islami

                     Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. (Bisyir)- Kata Mutiara Islami

                     Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun. (Fudlail bin Iyadl).- Kata Mutiara Islami

                     Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau. (Yahya bin Said al-Qathan).- Kata Mutiara Islami

                     Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah. (Ibnu Ruslan).- Kata Mutiara Islami

                     Fikiran merupakan sumber dari ilmu, sedang ilmu itu sendiri merupakan sumber amal. (Wahb).- Kata Mutiara Islami

                     Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai. (Syeikh Izzuddin bin Abdussalam).- Kata Mutiara Islami

                     Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.(Imam Ghozali).- Kata Mutiara Islami

                     Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. (Abul Hasan as-Sadzili).- Kata Mutiara Islami

                     Wahai Sayyidina Ali! Ketahuilah olehmu bahwa ada dua golongan yang celaka di hadapanmu. Pertama yaitu yang terlalu cinta kepadamu. Dan kedua yang terlalu benci kepadamu. (Nabi MUHAMMAD SAW).- Kata Mutiara Islami

                     Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. (Abdullah bin Abbas).- Kata Mutiara Islami

                     Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut: Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan seksual. (Imam Ghazali).

                     Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. (Abu Abdilah al- Shdiq).

                     Berhati-hatilah dari berteman dengan : Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. (Sahl bin Abdullah).

                     Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu. (Lukman Hakim).

                     Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. (Syaikh Abdul Qodir Jailani).

                     Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. (Umar bin Abdul Azis).

                     Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. (Imam Syafií).

                     Lihatlah orang-orang yang dibawahmu dalam usrusan harta dunia, dan jangan sekali-kali melihat yang berada di atasmu, supaya kamu tidak meremehkan karunia Allah yang diberikan kepadamu. (Nabi MUHAMMAD SAW).

                     Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. (Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani).- Kata Mutiara Islami

                     Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. (Fudhail bin Iyadh).

                     Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. (Abu Sulaiman).

                     Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. (Seorang Ulama).

                     Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. (Sahl Ibnu Abdullah).

                     Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. (Ibnu Atha).- Kata Mutiara Islami

                     Jangan sekali-kali kamu menganggap remeh kebajikan meski kelihatannya tidak berharga, yaitu seperti ketika kamu menyambut temanmu dengan menampakkan wajah berseri-seri. (Nabi Muhammad SAW).- Kata Mutiara Islami

                     Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang dihutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. (Ibnu Abdusalam).- Kata Mutiara Islami

                     Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. (Abdu Khodir jailani).- Kata Mutiara Islami

                     Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim)